BestStorageAuctions – Pertanyaan berbeda untuk drama korea satu ini adalah: Siapa yang belum menonton drama ini? Hahahaha. Karena drama ini adalah drama paling populer di Netflix saat ini, bahkan mengalahkan kepopuleran Money Heist dong! Hebat banget ya Korea Selatan sekarang, setelah Parasite menang Piala Oskar, BTS menjadi boyband yang paling diminati di dunia saat ini bahkan lagu-lagunya selalu menduduki nomor 1 di Billboard. Orang-orang pada belajar bahasa korea dan yang lain sebagainya dah. Kalau gak pandemi dan border dibuka bebas, aku yakin tingkat turis di Korea pasti meningkat pesat tahun ini. Tapi ya kita sama sama tahu bahwa itu gak mungkin sekarang, huhuhu.
BACA JUGA : REVIEW – KELUAR MAIN 1994
Jalan Cerita
Seong Gi Hun (Lee Jung Jae) adalah seorang anak yang tinggal bersama ibunya. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan memiliki sangat banyak hutang yang dibayarkan oleh ibunya yang sudah tua renta. Disaat memiliki banyak hutang tersebut, Gi Hun masih saja hobi bermain judi yang membuatnya memiliki hutang juga di rentenir. Gi Hun memiliki anak dari mantan istrinya yang sudah bercerai dengan dia. Dia sangat menyayangi anaknya, namun istrinya tidak menyukainya karena keadaannya yang sekarang.
Suatu hari, Gi Hun bertemu dengan orang asing di stasiun kereta (diperankan oleh Gong Yo) yang mengajaknya bermain. Setiap kali dia kalah dia akan ditampar, namun setiap dia menang, dia akan mendapatkan 100 ribu won. Berkali-kali dia kalah hingga akhirnya satu kali dia menang dan diberikan sebuah kartu nama yang memiliki sebuah nomor. Karena sudah tidak memiliki harapan dia kemudian menelpon nomor tersebut lalu kemudian dibawa ke sebuah tempat di mana banyak orang lain di sana menggunakan baju yang sama, baju olahraga berwarna hijau dengan nomor dibajunya. Gi Hun adalah peserta terakhir bernomor 456.
Di dalam tempat itu Gi Hun bertemu dengan Oh Il Nam (Oh Young Soo) yang merupakan peserta nomor 001, seorang pria tua berumur 70an. Cho Sang Wo (Park Hae Soo) temah Gi Hun sewaktu kecil yang terkenal sukses di daerahnya karena berkuliah di Universitas Seoul, dan beberapa orang lainnya.
Saat mereka tengah berkumpul, merekapun diberikan intruksi dalam permain game ini. Akan ada 5 permainan yang tidak diberitahukan terlebih dahulu apa permainannya. Setiap pemain yang sudah menandatangani persetujuan tidak boleh mundur dari permainan tersebut.
Setelah menandatangani perjanjian, merekapun kemudian langsung melakukan permainan pertama yaitu Green Light Red Light. Permainan anak-anak yang mudah. Akan tetapi saat permainan di mulai, mereka baru tahu kalau setiap yang kalah akan langsung ditembak dan dibunuh ditempat. Karena merasa ditipu merekapun berlarian yang akhirnya membuat banyak pemain mati disaat permainan pertama tersebut. Mereka yang berhasil selamat akhirnya meminta permainan tersebut dihentikan dan karena mendapatkan suara terbanyak, akhirnya sisa dari pemain tersebut kemudian pulang ke tempatnya masing-masing.
BACA JUGA : REVIEW – LAMPIR
Gi Hun yang kembali ke rumah ibunya mendapati ibunya ternyata memiliki penyakit yang sangat parah dan harus dilakukan tindakan di rumah sakit. Namun, karena mereka tidak punya uang untuk membayar diapun tidak bisa merawat ibunya di rumah sakit. Dia kemudian berusaha meminjam uang kepada mantan istrinya namun kemudian diperlakukan tidak baik oleh suami barunya yang akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke dalam game tersebut.
Di dalam game, masih tersisa 4 game yang harus diselesaikan. Mampukah Gi Hun bertahan di dalam game tersebut? Dan apakah dia menerima uang dari orang-orang yang telah meninggal dan kalah kalau dia menang?
Banyak orang menyebutkan drama korea Squid Game adalah penggambaran Kapitalis. Bahwa orang miskin, sebagaimanapun mereka berusaha tidak akan bisa keluar dari kemiskinannya karena orang-orang kaya yang menggerakkan mereka.
Jadi inget juga tentang artikel yang pernah aku baca tentang kemisnikan struktural. Kita kan ya (aku maksudnya, hahaha) generasi Milenial diajarkan bahwa harus bekerja keras, rajin menabung, bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Ternyata kita kayak dibohongi gitu loh sama pimpinan jaman dahulu. Bahwa orang yang bekerja keras dari subuh sampai malam misal seperti petani gitu gak akan pernah kaya. Bahwa orang yang menabung sampai mengirit sekali dengan hanya makan nasi sama garam aja gak akan pernah kaya kalau gajinya segitu gitu aja. Bahwa banyak orang-orang yang kerjaannya lebih mudah daripada bersawah, atau bertukang tapi tetap bisa kaya dan punya waktu dan uang untuk menikmati hobinya.
Bahwa orang yang telah ditetapkan miskin sangat sangat sangat susah untuk keluar dari kemiskinannya dan menjadi kelas menengah ke atas. Bahwa yang kita kita ini yang kelas menengah sangat sangat sangat susah untuk naik kelas menjadi orang kaya atau 1% penduduk Indonesia. Gimana orang-orang inspiratif yang di TV-TV itu? Ya kita harus baca statistik dong yak, berapa persen yang bisa berhasil seperti itu? Apakah sampai 1% dari penduduk miskin? Dan kalau mereka sudah berhasil ya memang orang-orang itu yang dijadikan contoh nyata jiwa pekerja keras dan membuat kita berfikir dan merasa bersalah karena kurang bekerja keras? Padahal mah dia bisa ya belum tentu kita juga bisa? Dia bekerja keras ya kita juga bekerja keras.
Maka (jadi jauh kan pembahasannya dengan dramanya, hahaha) drama Squid Game ini memang terasa nyata. Bahwa banyak orang yang telah bekerja keras tapi masih tidak berhasil (contohnya Ali) dan dengan rela dan sadar mempertaruhkan nyawanya hanya untuk uang.