REVIEW BROTHERS 2009 : Kombinasi Konflik Persaudaraan, Keluarga, dan Perang

REVIEW BROTHERS 2009 : Kombinasi Konflik Persaudaraan, Keluarga, dan Perang

REVIEW BROTHERS 2009 : Kombinasi Konflik Persaudaraan, Keluarga, dan Perang

BestStorageAuctions – Sepertinya sineas Hollywood sedang keranjingan mengadaptasi ide seseorang, kalau tidak mengadaptasi sebuah novel untuk difilmkan, pun pasti mengadaptasi atau meremake film seseorang yang sudah ada. Apakah ini tanda-tanda sineas Hollywood kehabisan ide ya??? Dalam hal ini sutradara Jim Sheridan yang pernah berhasil dengan film In America(2002), melakukan formula mengadaptasi film seseorang yang pernah ada. Film Denmark berjudul Brødre yang disutradarai Susanne Bier dan pernah rilis tahun 2004 ini menginspirasi Jim Sheridan untuk memfilmkannya kembali dengan gaya Amerika.

BACA JUGA : REVIEW The Conjuring : The Devil Made Me Do It (2021)

Brothers menceritakan tentang hubungan dua orang kakak beradik, Sam (Tobey Maguire) and Tommy Cahill (Jake Gyllenhaal) dimana sifat keduanya amat bertolak belakang. Sam adalah seorang perwira angkatan laut AS , sedangkan Tommy hanya seorang pria yang hidupnya urak-urakan dan sering membikin ulah, dimana terakhir dirinya sempat mendekam di bui. Dan pada suatu ketika, malapetaka pun menimpa Sam saat dirinya menunaikan pekerjaannya di Afghanistan. Helikopter yang ditumpanginya tiba-tiba elong dan hilang entah dimana, hingga jazad Sam pun tak jua ditemukan dan dipastikan memang sudah meninggal. Istrinya, Grace (Natalie Portman) merasa terpukul atas sepeninggalnya Sam, begitu pula kedua putri mereka, Isabelle dan Maggie. Sampai pada akhirnya Tommy lah yang mencoba untuk mengganti peran Sam dan mengisi kekosongan keluarga itu.

Namun, secara mengejutkan tentara AS menemukan Sam ternyata masih hidup dan ditawan di sarang para pemberontak Afghanistan. Sam pun akhirnya kembali lagi ketengah-tengah keluarganya. Namun, seakan memiliki trauma pasca penawanannya di Afghanistan, membuat pribadi Sam agak berbeda. Dan saking kompleksnya, hal tersebut berimbas kepada Grace dan kedua putrinya. Sam mulai membentak anak-anaknya dan menaruh curiga akan Grance dan Tommy. Dia mengira Tommy meniduri Grace dan mengambil simpati anak-anaknya.

Film ini menandai kembalinya Tobey Maguire yang sempat rehat pasca usai berakting di Spiderman. Mungkin ini kali kedua saya menonton akting Tobey di film serius, sebelumnya sempat juga di Seabiscuit. Meski Tobey mampu meyakinkan penontonnya dalam scene-scene yang menampilkan pergolakan kepribadiannya dan tampang depresi dengan pandangan kosong, namun bagi saya masih datar-datar saja. Bahkan sempat heran kenapa dia dinominasikan dalam 67th Golden Globes untuk kategori slot gacor Best Actor. Begitu pula Jake Gyllenhaal dan Natalie Portman meski porsi mereka dalam akting sama rata di film ini, namun tidak ada yang spesial. Lain lagi dengan Bailee Madison yang memerankan Isabelle salah satu putri Grace dan Sam, membuat saya heran kenapa tampang mungilnya bisa ‘selebay’ itu dalam berekspresi. Ekspresi dan kata-katanya terlalu tua seukuran anak kecil berusia 7 tahunan. Pokoknya lebay!!!

BACA JUGA : Review Film Tarot (2024)

Overall, film ini memang bukan film yang ringan karena menguras emosi penontonnya dengan konflik yang cukup kompleks. Bagi saya tidak ada magnet yang kuat untuk menarik film ini dalam kesan terbaik saya ketika menontonnya. Memang nilai plus nya terlihat dari tema yang menggabungkan konflik keluarga dan latarbelakang perang. Namun, akting para pemain cenderung biasa, plotnya pun biasa-biasa saja serta klimaks yang agak nanggung dan ending yang datar-datar saja. Tidak terlalu spesial di hati saya, namun tidak jua membosankan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top